Monday 4 August 2014

[Book] Aku Ingin Jadi Peluru (2004)



Written by: Wiji Thukul
Pages: 223
I got it from: pinjem Perpusda mBantul
Date I started reading: 28th of July 2014
Date I finished it: 3rd of August 2014

-----

Baca buku puisi kok lama bangeeeet? Hehehe, soalnya sempet kepending gitu deh bacanya jadi keliatan lama. Oke ini nggak penting. Lanjut.

Wiji Thukul memang fenomenal banget karena dia berani mengutarakan pendapatnya di masa pemerintahan yang you-know-how banget itu lah ya, sampe-sampe dia jadi korban penghilangan orang :(((  Nah, dalam kumpulan puisi ini dimasukkanlah puisi-puisi dia dari yang lama sampe puisi-puisi terakhir sebelum dia hilang. Sepertinya seluruh puisi dalam buku ini kurang lebih temanya sama, tentang suara rakyat kecil yang kerap kali tertindas dan tersiksa walau Indonesia (katanya) sudah merdeka.

Berapi-api dan menyimpan semangat yang menggebu, puisi-puisi Wiji Thukuk berhasil bikin aku ngrasa miris banget dalam hati membayangkan kehidupan yang disuarakannya melalui puisi-puisi tadi. Aduuuuh pokoknya kumpulan puisi ini harus dibaca generasi muda Indonesia, biar pada melek dan termotivasi untuk membangun Indonesia jadi lebih baik.

Wangun ra nek aku ngomong ngono? Huehuehue...

Puisi favorit ada beberapa, tapi aku kutip sedikit aja.

Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu

Apa gunanya ilmu tinggi
Kalau hanya untuk mengibuli

Apa gunanya banyak baca buku
Kalau mulut kau bungkam melulu

Di mana-mana moncong senjata
Berdiri gagah
Kongkalikong
Dengan kaum Cukong

Di desa-desa
Rakyat dipaksa
Menjual tanah
Tapi, tapi, tapi, tapi
Dengan harga murah

Apa gunanya ilmu tinggi
Kalau hanya untuk mengibuli

Apa gunanya banyak baca buku
Kalau mulut kau bungkam melulu

Peringatan

jika rakyat pergi
ketika penguasa pidato
kita harus hati-hati
barangkali mereka putus asa

kalau rakyat sembunyi
dan berbisik-bisik
ketika membicarakan masalahnya sendiri
penguasa harus waspada dan belajar mendengar

bila rakyat tidak berani mengeluh
itu artinya sudah gawat
dan bila omongan penguasa
tidak boleh dibantah
kebenaran pasti terancam

apabila usul ditolak tanpa ditimbang
suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
dituduh subversif dan mengganggu keamanan
maka hanya ada satu kata: lawan!
 
  

So, for the heartbreaking poems....



No comments:

Post a Comment