Sunday 10 August 2014

[Book] Aku: Berdasarkan Perjalanan Hidup Dan Karya Penyair Chairil Anwar (1987)



Written by: Sjuman Djaya
Pages: 155
I got it from: pinjem dari Perpusda mBantul
Date I started reading: 9th of August 2014
Date I finished it: 9th of August 2014

-----

Mengingatkan pada apaaa?!? Yaaaa betooool, AADC. Hahahahaha. Kebayang kan Rangga baca buku ini sambil sesekali melirik sinis ke orang-orang yang lewat? Tentu saja aku kepengen baca ini gara-gara nonton film itu hehehehe, udah lama banget emang, tapi baru bisa baca tadi.

Ini sebenernya bukan novel, tapi screenplay yang dibuat oleh Sjuman Djaya yang sampe sekarang ga pernah jadi difilmkan karena beliau keburu meninggal. Padahal kalo dibikin wuiiiih bakal jadi salah satu masterpiece film Indonesia pasti! Soalnya Sjuman Djaya mengisahkan kehidupan Chairil lewat buku ini dengan mempesona dan menawan, pemilihan bahasa dan diksinya juga gak sembarangan. Bikin feel-nya dapet. Kelam dan muram.

Jujur aku ga terlalu suka sama karakter Chairil yang bohemian banget dan sesukanya gitu, tapi lumayan kagum siih ada orang seberani dia dengan nyali yang besar juga. Apalagi dia termasuk sastrawan legendaris yang karyanya terkenal. Beberapa puisi dia dimasukin ke sini, yang paling terkenal ya Aku itu... Sayang, salah satu puisi terakhir dia (yang juga favoritku sejak dibawain sama Banda Neira) Derai-Derai Cemara, cuman disebutin dan ga dicantumin isinya. Gapapalah, overall buku ini bagus banget dan wajib dibaca. Yah, sapa tau besok ada sutradara yang bisa mewujudkan mimpi Sjuman Djaya buat bikin film ini ya...


Aku

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

 
Derai-Derai Cemara

Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah




Karena cukup bikin ternganga....


No comments:

Post a Comment